Setelah heboh dengan foto menyayat
hati para mahasiswa karena ribuan skripsi yang susah payah dibuat dengan biaya,
waktu, dan tenaga yang tidak sedikit dibuang begitu saja oleh pihak kampus.
Muncullah gagasan mengenai Alangkah
Baiknya Skripsi Sekarang Berbentuk Soft
Copy. Untuk menghindari masalah ini terulang kembali diwaktu dan tempat yang
lain.
Serta akan mempermudah
penyimpanan dan pengeditan apabila terjadi kesalahan, karena seringkali satu skripsi harus membuang banyak kertas karena kesalahan penulisan atau kesalahan
konsep sebelum skripsi dinyatakan sah dan lulus dari tim penguji oleh dosen
yang bersangkutan.
Diketahui, ribuan jilid tugas
akhir mahasiswa itu merupakan milik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar, Sulawesi Selatan. Pihak kampus mengklaim, keterbatasan tempat menjadi
salah satu alasan mereka harus membuang skripsi milik mahasiswanya.
Kepala
Perpustakaan Umum UIN Alaudin Quraisy Muthar, mengakui, tumpukan skripsi dalam
foto-foto yang beredar di media sosial adalah benar milik mereka, namun sudah
menjamur dan tidak bisa dibaca lagi.
"Skripsi-skripsi
itu dimusnahkan karena ada proses digitalisasi agar koleksi-koleksi skripsi
yang baru bisa dimasukkan ke perpustakaan dan skripsi yang lama bisa terjaga
kontennya," ujar Quraisy, belum lama ini.
Sementara
itu, menurut Rektor Universitas Hasanudian (Unhas), Dwia A Tina Palubuhu,
perguruan tinggi sudah sepatutnya mengubah skripsi dalam bentuk soft copy, apalagi sekarang eranya serba
digital. Langkah ini juga mencegah kampus kehabisan tempat untuk menyimpan
skripsi.
"Namun
bukan berarti semuanya harus berbentuk digital, skripsi dalam bentuk hard copy
juga masih diperlukan; misalnya untuk bimbingan. Nah, kalau sudah jadi baru
berbentuknya digital," tutur Dwia ketika berbincang dengan Okezone, Senin
(7/3/2016).
Dwia
mengklaim, Unhas sudah mengubah bentuk skripsi menjadi soft copy sejak angkatan
2006. Dengan begitu, perpustakaan kampus hanya menyimpan hard copy skripsi yang
dibuat angkatan 2005 dan di bawahnya.
"Nah,
untuk yang itu memang ada penyimpanannya sendiri. Itu kan seperti karya-karya
tua, ya," tambahnya.
Menristekdikti
M Nasir menegaskan, kampus seharusnya tidak membuang skripsi buatan mahasiswa
mereka. Idealnya, pengelola kampus mendigitalisasi skripsi sebagai basis data.
"Namun,
skripsi tersebut harus dihanguskan, sehingga tidak bisa disadur oleh seseorang.
Kan kalau dibuang bisa dijiplak orang," tegasnya. Okezone.com
0 Response to "Bagaimana Seharusnya Skripsi Dibuat dan Dihargai.. Soft Copy Mungkin Menjadi Solusi..!!!"
Post a Comment